7 Alasan Wajib Nonton Frankenstein (2025) yang Sudah Tayang di Netflix!

foto/istimewa

sekilas.co – Tentu kamu sudah tidak asing dengan nama ‘Frankenstein’. Karya ini berasal dari novel Mary Shelley yang terbit pada 1818 dan telah berulang kali diadaptasi ke layar lebar, termasuk versi yang rilis tahun ini.

Tidak heran bila banyak sutradara tertarik untuk mengangkat Frankenstein ke dalam bentuk film, sebab novel tersebut kerap dianggap sebagai salah satu karya fiksi ilmiah pertama yang memadukan elemen sains dengan nuansa Gotik.

Baca juga:

Berikut beberapa alasan mengapa kamu perlu segera menonton film Frankenstein (2025), yang sebelumnya juga telah diputar dalam kompetisi Venice Film Festival ke-82 pada 30 Agustus 2025.

Disutradarai oleh Guillermo Del Toro

Guillermo Del Toro sudah dikenal lewat gaya khasnya yang mampu meramu unsur horor, fantasi, serta gejolak emosi manusia dengan sangat intens. Seperti disampaikan melalui laman resmi Netflix, sutradara peraih tiga Oscar dari film Guillermo Del Toro’s Pinocchio dan The Shape of Water ini mengungkapkan bahwa mengadaptasi novel klasik karya Mary Shelley merupakan impian seumur hidupnya.

Tak hanya itu, Frankenstein juga merupakan novel favorit Del Toro. Ia kerap mengutip kalimat kesukaannya dari buku tersebut, yang bermakna, “Aku memiliki begitu banyak cinta dalam diriku, lebih dari yang bisa kau bayangkan. Namun jika aku tidak bisa membangkitkan cinta, maka aku akan menimbulkan ketakutan.”

Menariknya, kutipan itu justru menjadi inspirasi besar bagi perjalanan karier Del Toro, terutama dalam kecintaannya pada sosok monster baik monster yang berada di luar diri manusia maupun monster yang tersembunyi dalam diri manusia itu sendiri.

Adaptasi Novel Klasik Karya Mary Shelley
Film ini merupakan adaptasi dari novel Mary Shelley yang mengisahkan Victor Frankenstein, seorang ilmuwan brilian namun angkuh. Ia bertekad menciptakan makhluk hidup melalui eksperimen berbahaya.

Victor bahkan berani mengambil bagian tubuh dari penjahat yang telah dihukum gantung hingga tentara yang tewas di medan perang untuk merakit tubuh makhluk ciptaannya.

Setelah menyalurkan arus listrik melalui sambaran petir ke tubuh tersebut, makhluk itu pun hidup. Namun Victor tak menyadari bahwa keberhasilannya justru mengawali kehancuran bagi dirinya maupun ciptaannya.

Dibintangi Aktor dan Aktris Papan Atas
Frankenstein (2025) garapan Del Toro ini menampilkan jajaran bintang besar, seperti Oscar Isaac sebagai Victor Frankenstein. Ada juga bintang Euphoria, Jacob Elordi, yang memerankan makhluk hasil eksperimen Victor.

Selain itu, Mia Goth turut berperan sebagai Elizabeth, keponakan Harlander (Christoph Waltz), yang sebenarnya telah bertunangan dengan William (Felix Kammerer), namun justru menarik perhatian Victor Frankenstein.

Para aktor dan aktris tersebut sudah lama dikenal memiliki kemampuan akting yang kuat, sehingga banyak yang yakin chemistry mereka akan menghidupkan film ini dengan sangat baik.

Memiliki Visual dan Atmosfer yang Spektakuler

Guillermo Del Toro dikenal dengan visual dan gaya sinematiknya yang khas suram, unik, namun tetap menawan. Kini, tampilan visual Frankenstein (2025) ia ubah menjadi begitu memukau dengan set yang megah, lanskap luas, serta tata busana dan rias para pemerannya yang sangat detail.

Saat menonton film ini, kamu akan merasakan pengalaman seperti menikmati pesta visual. Kamu juga akan menemukan sisi humanis yang hangat dan lembut, yang berhasil tersampaikan melalui akting para pemain di bawah penyutradaraan Del Toro.

Adaptasi Frankenstein Paling Manusiawi
Dalam film ini, kita dapat mengikuti perkembangan karakter makhluk ciptaan Victor yang diperankan Jacob Elordi mulai dari sosok yang rapuh, belajar memahami dunia, tumbuh, hingga merasakan apa artinya hidup.

Kisahnya tidak hanya menyoroti proses penciptaan makhluk hidup, tetapi juga menggali tema penolakan, kehilangan, dan kerinduan akan kasih sayang. Inilah yang membuat film ini terasa lebih emosional dan relevan dengan masa kini.

Diperkaya Skoring Musik yang Menggugah Emosi
Setiap adegan tentu membutuhkan skoring yang mampu menghidupkan suasana. Del Toro memiliki ciri khas dalam memilih musik, dan kali ini ia kembali bekerja sama dengan Alexandre Desplat, komposer peraih Oscar kategori Best Original Score 2018 untuk The Shape of Water.

Seperti disampaikan dalam wawancara dengan Deadline, Desplat mengatakan bahwa musik film yang baik harus mampu menyeimbangkan fungsi dan fiksi. Untuk Frankenstein (2025), ia menambahkan sentuhan fiksi pada komposisinya untuk memberi makna baru.

Misalnya, Del Toro menampilkan makhluk ciptaannya sebagai sosok kuat, mematikan, dan memiliki kekuatan luar biasa. Namun Desplat tidak ingin musiknya hanya meniru sifat “keras” tersebut.

Ia justru menghadirkan melodi yang lembut, yang membuat penonton bisa jatuh cinta dan memahami sisi emosional sang makhluk. Meski tampak brutal dan kuat, ia sebenarnya rapuh dan sangat sensitif.

Suram dan Mencekam, tetapi Bukan Sekadar Horor
Del Toro sering menghadirkan film fantasi dengan nuansa gelap dan horor. Di Frankenstein (2025), ia kembali menyuguhkan sisi horor kehidupan dalam suasana yang lebih kelam.

Film ini menggambarkan seberapa jauh seseorang bisa melangkah dalam mencoba menciptakan kehidupan. Tindakan Victor Frankenstein justru melahirkan horor eksistensial yang jauh lebih mencekam daripada sekadar horor penuh darah atau teriakan.

Film ini juga mengajak penonton merenungkan tanggung jawab moral dari setiap tindakan penciptaan. Del Toro seolah mengingatkan bahwa apa pun yang kita ciptakan selalu memiliki konsekuensi, entah baik maupun buruk.

Itu tadi, Beauties, beberapa alasan mengapa kamu harus segera menyaksikan Frankenstein (2025) di Netflix. Selamat menonton!

Artikel Terkait